“Tanpa Belas Kasih”
Saya menjuluki mobil keluarga kami dengan sebutan “Tanpa Belas Kasih”. Biasanya mobil saya berulah pada Minggu pagi. Saya sudah memasukkan ke dalam mobil berbagai barang untuk keperluan ibadah di gereja, lalu duduk, menutup pintunya, dan Jay mulai memundurkan mobil dari garasi. Ketika saya belum duduk dengan nyaman, peringatan untuk memakai sabuk pengaman sudah mulai berbunyi. “Tolonglah,” ujar saya pada alat itu, “beri aku semenit lagi.” Alat itu mengabaikan permohonan saya sambil terus berbunyi sampai saya mengenakan dan mengunci sabuk pengamannya.
Kuasa Sebuah Nama
Nama panggilan sering mencerminkan beberapa aspek nyata dari karakter atau atribut fisik seseorang. Semasa saya beranjak besar, teman-teman sekolah dasar saya dengan tega menyebut saya “si bibir dower” karena pada masa itu bibir saya kelihatan berkembang dengan tidak proposional. Tentu saja, saya senang nama tersebut tidak terus melekat pada diri saya.
Ketakutan Yang Terbalik
Saya ingat sedang menonton siaran berita di televisi pada tahun 1991 ketika revolusi tanpa kekerasan terjadi di jalanan Moscow. Warga Rusia yang selama ini tumbuh dalam kepemimpinan yang totaliter tiba-tiba menyatakan, “Kami akan bersikap seolah-olah kami merdeka,” dan mereka turun ke jalan sembari menghadang sejumlah kendaraan tank berlapis baja. Perbedaan yang amat mencolok antara wajah para pemimpin di dalam gedung dengan massa di luar gedung telah menunjukkan siapa yang sesungguhnya takut, dan siapa yang sesungguhnya merdeka.
Pandanglah Ke Gunung
Di puncak Gunung Corcovado, suatu tempat yang berada di atas kota Rio de Janeiro, Brasil, berdirilah Christ the Redeemer (Kristus Sang Penebus), salah satu patung tertinggi yang menggambarkan Kristus di dunia. Dengan tinggi 30 meter, dan lengan yang terentang sepanjang 28 meter, patung itu memiliki berat sebesar 635 ton. Patung tersebut dapat terlihat pada siang maupun malam hari dari hampir segala penjuru kota. Begitu kita memandang ke arah bukit, kita dapat melihat patung Christ the Redeemer tersebut.
Mengajukan Pertanyaan Dari Sisi Lain
Setelah tragedi melanda, ada banyak pertanyaan yang muncul. Kehilangan orang yang kita kasihi mungkin membuat kita mengajukan pertanyaan berikut kepada Allah: “Mengapa Engkau izinkan hal ini terjadi?” “Salah siapakah semua ini?” “Tidakkah Engkau peduli dengan penderitaanku?” Percayalah, sebagai seorang ayah yang pernah berduka karena kehilangan seorang putri remaja secara tragis, saya pun pernah mengajukan beragam pertanyaan tersebut.
Masa-Masa Yang Tak Pasti
Pada masa terjadinya krisis besar ekonomi beberapa tahun yang lalu, banyak orang harus kehilangan pekerjaan mereka. Amat disayangkan, kakak ipar saya juga menjadi salah satu karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Dalam suratnya kepada saya tentang keadaan keluarga mereka, saudari saya menyatakan bahwa meskipun ada banyak ketidakpastian yang dihadapi, mereka tetap merasakan damai sejahtera karena mereka tahu bahwa Allah akan memelihara mereka.
Jerat Kematian
Lauren Kornacki bersyukur karena telah mengikuti kelas CPR (cara memberikan bantuan pernapasan) pada musim panas yang lalu. Namun mungkin saja Lauren tidak pernah terpikir bahwa ia harus memprak-tekkannya dengan segera pada seseorang yang dikasihinya. Ayahnya sedang memperbaiki mobil ketika dongkrak yang digunakannya tergelincir dan mobil itu pun menimpanya. Konon, Lauren yang berusia 22 tahun itu dengan gagah berani mengangkat mobil seberat 1.500 KG tersebut dan menarik ayahnya dari bawah mobil. Kemudian ia menyelamatkan nyawa ayahnya dengan memberikan bantuan pernapasan sampai paramedis tiba di lokasi.
Tak Terikat Masa Lalu
Anda mungkin pernah mendengar sebuah ungkapan yang mengatakan, “Masa lalu sepatutnya memberi kita hikmah, dan bukan membuat kita terikat padanya.” Memang mudah untuk menjadi terikat dengan kenangan-kenangan “masa lalu yang indah” daripada memanfaatkan pengalaman kita sebagai pedoman untuk menghadapi masa depan. Kita semua begitu rentan terhadap dampak-dampak yang melumpuhkan dari nostalgia, yakni suatu kerinduan yang besar akan apa yang pernah kita alami di masa lalu.
Grafik Pertumbuhan
Seandainya keluarga kami memutuskan untuk pindah dari rumah yang kini kami huni, saya ingin membawa serta pintu dapur kami. Pada pintu yang istimewa itu tercantum grafik pertumbuhan anak-anak saya. Beberapa bulan sekali, saya dan suami meminta anak-anak kami bersandar pada pintu itu dan kami akan menggoreskan pensil di atas kepala mereka untuk menandai tinggi mereka. Menurut grafik pertumbuhan yang kami catat, putri kami pernah bertambah tinggi 10 cm dalam waktu 1 tahun!