Month: Juli 2024

Penyembahan yang Mengubahkan

Susy duduk menangis di luar unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit, karena hatinya diliputi gelombang ketakutan yang membuatnya tak berdaya. Paru-paru bayinya yang baru berusia dua bulan penuh dengan cairan. Dokter berkata bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan bayinya, tetapi tidak memberi jaminan. Susy berkata bahwa pada saat itu ia “merasakan dorongan yang manis dan lembut dari Roh Kudus, yang mengingatkannya untuk menyembah Allah.” Tanpa daya lagi untuk bernyanyi, Susy pun memutar lagu-lagu pujian dari ponselnya selama tiga hari berikutnya di rumah sakit. Saat menyembah, ia menemukan harapan dan kedamaian. Sekarang, ia menyatakan pengalaman itu mengajarkannya bahwa “penyembahan memang tidak mengubah Allah, tetapi pasti mengubah kita.”

Dengan Cara-Cara Sederhana

Ketika Elsie menderita kanker, ia sudah siap pulang ke surga untuk bertemu dengan Yesus. Namun, Elsie kemudian sembuh, tetapi penyakit itu membuatnya tidak lagi bisa berjalan dan ia pun bertanya-tanya mengapa Allah menyelamatkan nyawanya. Ia bertanya kepada Tuhan, “Kebaikan apa yang dapat kulakukan? Aku tidak punya banyak uang atau keterampilan, dan aku juga tidak bisa berjalan. Bagaimana aku bisa berguna bagi-Mu?”

Yesus Menghapus Noda Dosa

“Yang benar saja?!” saya berseru, sambil mengaduk-aduk mesin pengering untuk mencari kemeja saya. Saya menemukannya . . . dan juga sesuatu yang lain.

Benar-Benar Hidup

Ribuan orang mendoakan Pendeta Ed Dobson saat ia didiagnosis menderita ALS pada tahun 2000. Banyak yang meyakini bahwa saat mereka berdoa dalam iman meminta kesembuhan, Allah akan segera menjawab doa mereka. Setelah 12 tahun bergumul dengan penyakit yang membuat ototnya perlahan menyusut (dan tiga tahun sebelum kematiannya), Ed ditanya oleh seseorang mengapa Allah belum menyembuhkannya. “Memang tidak ada jawaban yang tepat, jadi saya pun tidak pernah bertanya,” jawabnya. Lorna, istrinya, menambahkan, “Jika kita selalu terobsesi harus mendapat jawaban, kita tidak akan pernah bisa benar-benar hidup.”

Allah Pelindung Kita yang Sejati

Setelah istrinya berpulang, Fred merasa sangat terbantu dalam menanggung kesedihannya manakala ia menikmati sarapan setiap Senin pagi bersama beberapa sahabatnya sesama pensiunan. Kebersamaan mereka sungguh membangkitkan semangatnya, sehingga setiap kali kesedihan melanda, Fred menanti-nantikan pertemuan berikutnya dengan mereka. Meja mereka di sudut restoran menjadi tempat perlindungannya dari rasa duka.