Category  |  Santapan Rohani

Kekuatan Allah yang Tak Tertandingi

Dalam buku From the Pit to the Pulpit (Dari Liang ke Mimbar), John Stroup membagikan kisah tentang tekanan hidupnya yang sangat kuat dan kejam, yang membuatnya babak belur secara jasmani, seksual, dan emosional. Ia menulis, “Saya sudah menggunakan narkoba sebelum saya bisa mengemudi. . . . Saya berhenti bersekolah dan semakin terjerumus dalam gaya hidup kriminal.” Pada akhirnya, tindak kriminal yang dilakukan John menjebloskannya ke dalam penjara. Saat menjalani lima tahun masa hukumannya, firman Tuhan dalam Alkitab menjadi nyata baginya, sehingga ia pun merendahkan hatinya di hadapan Allah. Oleh kasih karunia Allah, ia dibebaskan dari kebiasaan-kebiasaan yang selama ini menguasai dirinya.

Akhir yang Indah

Di suatu malam yang sejuk, saya bertemu dengan sejumlah teman di kawasan pusat kota. Kami sangat bersemangat untuk bersantap di sebuah restoran yang menyajikan penampilan musik jazz di luar ruangan, tetapi ketika kami tiba, teras restoran itu sudah penuh. Dengan kecewa, kami pun beranjak dari sana dan harus berjalan kaki beberapa blok untuk mencari tempat makan lain.

Penyeberangan Domba

Lalu lintas terhenti, tetapi saya tidak tahu alasannya. Tidak banyak mobil di jalan, jadi saya tidak mengerti mengapa harus berhenti. Lalu, saya sangat terkejut sekaligus senang melihat ribuan ekor domba muncul dan menyeberangi jalan raya. Sebagai pendatang baru di Idaho, saya belum terbiasa dengan migrasi tahunan yang dijalani domba-domba ke kaki bukit Boise setiap musim semi. Para peternak lokal mengawal kawanan mereka ke kaki bukit, tempat mereka merumput langsung dari sumbernya selama musim panas.

Menjadi Berkat

Dalam pertandingan sengit antara Eagles dan Pioneers, dua tim sepak bola SMA lokal yang sudah lama bersaing, pemain Eagles berhasil mencetak gol ke gawang lawan. Bola memang masuk ke gawang, tetapi keluar lagi melalui lubang pada jaring di belakang gawang. Wasit tidak melihat bola masuk ke gawang, dan karena melihat bola berada di luar gawang, ia memutuskan gol itu tidak dihitung. Pelatih Pioneers yang melihat gol tersebut bisa saja tetap diam, tetapi dengan sukarela ia menguatkan gugatan pelatih Eagles atas gol tadi. Wasit akhirnya mengesahkan gol tersebut, dan Pioneers pun kalah dengan skor 3-2.

Tuhan Ada di Mana-Mana

Seorang pemain biola yang berpenampilan biasa-biasa saja, mengenakan topi bisbol dan kaus oblong, berdiri di dekat stasiun kereta bawah tanah L’Enfant Plaza di Washington, DC. Ia menggesekkan busur di atas senar biolanya dan menghasilkan melodi-melodi yang indah. Namun, orang-orang bergegas melewatinya begitu saja. Sampai ia selesai, hanya segelintir orang yang berhenti untuk mendengarkannya. Seandainya orang banyak itu tahu bahwa mereka sedang melewati Joshua Bell, salah seorang virtuoso terbesar di generasinya, yang pada malam sebelumnya baru saja memberikan pertunjukan di Perpustakaan Kongres AS. Bell memainkan beberapa musik biola yang paling sulit dan memukau di dunia, dengan menggunakan biola Stradivarius 1713 yang bernilai sekitar 3,5 juta dolar.