Category  |  Kasih Allah

Paskah Sejati

Renungan-renungan dari Santapan Rohani yang dipilih sesuai dengan tema istimewa yaitu Paskah, untuk menolong Anda merenungkan arti kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.

Kasih Tanpa Rasa Takut

Selama bertahun-tahun, saya membentengi hati saya dengan ketakutan. Benteng itu menjadi alasan untuk tidak mencoba hal-hal baru, mengejar impian saya, dan menaati perintah Allah. Namun, rasa takut akan mengalami kehilangan, sakit hati, dan ditolak membuat saya tidak bisa membangun hubungan yang tulus dalam kasih dengan Allah dan sesama. Ketakutan membuat saya menjadi istri yang pencemburu, tidak percaya diri, dan selalu gelisah, serta ibu yang terlalu protektif dan selalu khawatir. Namun, sambil terus mempelajari betapa besarnya kasih Allah kepada saya, Dia juga mengubah cara saya berhubungan dengan-Nya dan dengan sesama. Karena tahu bahwa Allah akan selalu memelihara saya, saya merasa lebih aman dan bersedia menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri saya sendiri.

Dekapan Si Beruang

“Si Beruang” adalah hadiah untuk cucu saya—ungkapan cinta dalam bentuk boneka beruang raksasa. Bagaimana respons Baby D? Pertama-tama, heran. Kemudian, takjub dan terkagum-kagum. Berikutnya, timbul rasa ingin tahu yang membuatnya berani menyelidiki lebih jauh. Ia memasukkan jarinya yang gemuk ke lubang hidung si Beruang, dan ketika si Beruang terjatuh ke dalam pelukannya, ia memekik gembira. Baby D lalu meletakkan kepalanya yang kecil ke dada si Beruang yang berbulu dan mendekapnya erat-erat. Senyum merekah di pipinya yang berlesung pipit ketika ia membenamkan wajahnya dalam-dalam di badan boneka beruang yang empuk itu. Bocah itu sama sekali tidak tahu si Beruang tidak bisa balik mengasihinya. Dalam kepolosan dan keluguannya, ia merasakan kasih dari si Beruang dan membalasnya dengan segenap hati.

Kasih Takkan Berhenti

Saat saya berumur 19, bertahun-tahun sebelum memiliki pager ataupun ponsel, saya pindah ke satu wilayah yang berjarak 1.000 kilometer lebih dari rumah ibu saya. Suatu hari, saya berangkat pagi-pagi sekali untuk suatu keperluan, hingga lupa kalau saya sudah berjanji akan menelepon ibu saya. Malam itu, 2 petugas polisi datang ke rumah. Ternyata ibu saya khawatir karena sebelumnya saya tidak pernah lupa dengan janji saya. Setelah menelepon berkali-kali dan mendengar nada sibuk, ibu saya meminta polisi mengecek kondisi saya. Salah seorang polisi itu berkata kepada saya, “Anda sungguh diberkati karena kasih ibu takkan berhenti mencari sampai Anda ditemukan.”

Datang dan Terimalah

Saya mengintip melalui pagar tanaman anggur yang mengelilingi halaman belakang rumah kami. Dari sana saya bisa melihat orang-orang yang sedang berlari, jogging, berjalan kaki, dan berjalan cepat mengitari jalur yang mengelilingi taman di belakang rumah kami. Saya pernah melakukan itu semua ketika saya masih kuat, pikir saya. Seketika itu juga gelombang ketidakpuasan melanda saya.

Pada Waktunya

Pintu mobil ambulans hampir tertutup—dan saya ada di dalamnya. Di luar, anak lelaki saya sedang menelepon istri saya. Dengan penglihatan yang mulai kabur karena kondisi gegar otak, saya memanggil nama anak saya. Menurut ceritanya, saat itu saya sempat berkata kepadanya dengan suara lirih, “Beri tahu ibumu aku sangat mencintainya.”

Bertumbuh Mekar Seperti Bunga

Cucu saya yang paling kecil baru berusia dua bulan, tetapi setiap kali saya melihatnya, ada saja perubahan-perubahan kecil dalam dirinya. Baru-baru ini, ketika saya sedang berbicara lembut kepadanya, ia menatap saya dan tersenyum! Tiba-tiba saja saya menangis. Mungkin saya gembira melihat senyumnya, sekaligus terharu mengenang senyum pertama anak-anak saya sendiri—sesuatu yang saya saksikan sekian puluh tahun lalu, tetapi yang rasanya baru terjadi kemarin. Terkadang memang ada saat-saat yang tidak bisa dijelaskan seperti itu.

Kasih yang Tidak Terselami

Jemaat kecil kami memutuskan memberi kejutan pada anak lelaki saya pada ulang tahunnya yang keenam. Mereka menghiasi ruang kelas Sekolah Minggu dengan balon-balon dan menyiapkan satu meja kecil dengan kue diatasnya. Ketika anak saya membuka pintu, semua orang pun berteriak: “Selamat ulang tahun!”

Dikelilingi oleh Tuhan

Di sebuah bandara yang sibuk, seorang ibu muda terlihat sangat kerepotan. Anak balitanya mengamuk, menjerit, menendang, dan menolak naik ke pesawat. Dalam kondisi kewalahan dan hamil besar, ibu muda itu akhirnya tidak tahan lagi, dan ia pun terduduk di lantai dengan frustrasi. Sambil menutupi wajah, tangisnya pun meledak.