Allah yang Menyelamatkan
Seekor domba butuh diselamatkan dari dasar tebing terjal di Brora, Skotlandia. Karena terperangkap di dasar lereng yang dikelilingi karang terjal di satu sisi dan lautan luas di sisi yang lain, domba itu tinggal sendirian di sana selama dua tahun. Setelah gagalnya beberapa kali upaya penyelamatan dan tidak seorang pun dapat menjangkau domba itu, seorang petani yang bertekad kuat bernama Cammy Wilson bersama empat orang temannya berhasil menjalankan misi penyelamatan yang penuh risiko. Tiga anggota regu itu dengan berani dan hati-hati menuruni tebing sedalam 250 meter dengan menggunakan derek untuk menjangkau domba itu, lalu mengangkatnya keluar dari masalah.
Terjerat
Tanaman semangka telah menguasai kebun saya. Sulur-sulurnya merambat melewati jalan setapak, memanjat pagar, dan yang paling parah, berusaha mencekik tanaman sayur yang saya sayangi. Saya tahu kebun itu tidak akan berkembang kalau saya tidak bertindak. Jadi, pada suatu sore saya turun tangan untuk mengurai sulur-sulur dari daun dan batang tanamannya. Ketika sulur-sulur tadi kembali tumbuh, saya harus terus memotongnya hingga tanaman sayuran saya akhirnya bertumbuh menghasilkan tomat yang padat dan paprika yang berkilat.
Serahkan pada Allah
Saat berada di ketinggian dinding panjat, Sarah mulai panik ketika merasa cengkeramannya mulai melemah pada pegangan tangan. Ia pun terpikir, Seberapa keras aku akan terhempas ke tanah?
Teguh dalam Kehendak Allah
Film perang keluaran tahun 1957 berjudul The Bridge on the River Kwai (Jembatan di atas Sungai Kwai) sangat populer sehingga para penggemar berbondong-bondong mengunjungi kota Kanchanaburi di Thailand untuk menyaksikan sendiri jembatan besi tersebut. Mereka menemukan jembatannya, tetapi itu bukan di atas Sungai Kwai. Ternyata film tersebut keliru mencantumkan nama sungainya! Namun, tak lama kemudian, bagian dari Sungai Mae Klong itu dinamakan Kwae Yai (Kwai) supaya sesuai dengan ekspektasi orang banyak.
Allah Mengirimkan . . . Ngengat?
“AaaaAAAAHHHK!” putri saya menjerit. “AyaaAAHH! Cepat ke SINI!”
Satu dalam Kristus
Phillis Wheatley, penyair kulit hitam pertama yang diterbitkan bukunya, menggunakan tema-tema alkitabiah untuk meyakinkan orang-orang percaya agar menghapuskan praktik perbudakan. Wheatley, yang lahir sekitar tahun 1753 di wilayah barat Afrika, dijual ke pedagang budak ketika masih berusia tujuh tahun. Setelah berhasil membuktikan diri sebagai pelajar yang berprestasi, akhirnya ia memperoleh pembebasannya pada tahun 1773. Dalam puisi dan surat-suratnya, Wheatley mendesak para pembacanya untuk menghayati asas kesetaraan bagi semua orang sebagaimana ditegaskan dalam Alkitab. Ia menulis, “Allah telah menanamkan dalam hati setiap manusia suatu nilai kecintaan pada kebebasan, sehingga kita tidak tahan menghadapi penindasan dan mendambakan pembebasan; dan . . . nilai yang sama hidup dalam diri kita.”
Bukan Orang Biasa
Pernyataan pada dinding bank tempat saya menabung menyatakan bahwa prinsip-prinsip perusahaannya dapat diringkas dalam satu kata: kesopanan. Saya merasakan sendiri sopan santun dari teller yang membantu saya bertransaksi di sana!
Memegang Janji Allah
Wendy sempat merasa agak terabaikan. Saat istirahat makan siang, bosnya meninggalkan cokelat di atas meja setiap orang—kecuali di mejanya. Wendy yang bingung berkeluh kesah kepada temannya, “Mengapa ia mengabaikan aku?”
Diubahkan oleh Roh
Ketika Neil Douglas menaiki pesawat yang membawanya ke Irlandia, ia menemukan bahwa kursinya telah diduduki oleh penumpang lain. Neil lalu mengajak orang itu bicara untuk meluruskan kekeliruan tersebut. Saat penumpang itu menoleh untuk menjawab, Neil pun bertatapan dengan wajah yang sangat mirip dengan wajahnya sendiri! Saat mereka berswafoto (selfie), para penumpang lain tertawa geli melihat kemiripan wajah keduanya. Di kemudian waktu, mereka berpapasan lagi saat akan check-in ke hotel yang sama, bahkan bertemu untuk yang ketiga kalinya di sebuah bar lokal. Esok paginya, mereka menemukan bahwa foto mereka telah menjadi viral di media sosial karena kemiripan wajah mereka yang sangat mencolok.