Category  |  Santapan Rohani

Biarkan Umat-Ku Pergi

Lukisan terkenal Let My People Go karya Aaron Douglas menggunakan warna-warna cerah seperti lavender, hijau, dan emas, serta gambaran tradisional ala Afrika untuk menceritakan kisah tentang Musa dari Alkitab dan menghubungkannya dengan perjuangan orang keturunan Afrika-Amerika untuk memperoleh kebebasan dan keadilan.

Masih Berbuah bagi Allah

Ada sebuah cerita rakyat kuno tentang seorang wanita yang setiap hari membawa air dari sungai menggunakan dua buah ember yang dipasang pada kedua ujung sebilah tongkat panjang. Ember yang satu masih baru dan kokoh, sementara ember yang lain sudah tua dan bocor. Ketika wanita itu sampai di rumah, ember barunya masih penuh, tetapi ember tuanya nyaris kosong. Ember tua itu pun merasa tidak enak dan meminta maaf. Wanita itu berbalik dan menunjuk ke arah jalan yang telah mereka lalui, lalu bertanya kepada ember tua, “Apakah kamu melihat semua bunga yang tumbuh di sisi jalan itu? Setiap hari kamu menyiraminya, sehingga perjalananku pergi dan pulang dari sungai selalu penuh dengan keindahan.”

Dibenarkan oleh Allah dalam Kristus

Terdengar pengumuman di bandara: “Para penumpang dipersilakan naik ke pesawat menuju Montego Bay.” Saya sedang bepergian sebagai pembicara dan pemimpin sekelompok siswa SMA dalam perjalanan misi ke Jamaika. Saya merogoh ransel untuk mengambil boarding pass dan paspor saya—dan seketika panik melanda. Paspor saya hilang!

Jangan Putus Asa

Lelah. Itulah yang dirasakan Satya setelah sembilan bulan bekerja di tempat yang baru. Sebagai pengikut Yesus, ia telah berusaha mengikuti prinsip-prinsip Allah dalam menyelesaikan masalah dan memimpin bagiannya. Namun, masalah yang berkaitan dengan pegawai tetap ada, dan sepertinya tidak banyak kemajuan yang dicapai oleh organisasi tempatnya bekerja. Satya ingin menyerah saja.

Mudah dan Sulit

Mark adalah seorang pendeta muda dengan masa depan yang menjanjikan. Namun, suatu pagi, putranya yang bernama Owen mendadak pingsan dan meninggal dunia saat bermain bola bersamanya. Hati Mark hancur dan terus berduka atas kepergian putranya. Akan tetapi, melalui penderitaannya, ia bertumbuh menjadi hamba Tuhan yang lebih berbelas kasih. Saya turut berduka bersama Mark, sekaligus bertanya-tanya apakah ujian yang dihadapinya menggambarkan pandangan A. W. Tozer yang menyatakan, “Allah baru akan memberkati seseorang dengan luar biasa ketika Dia sudah menyakitinya dengan begitu mendalam.” Saya pikir ucapannya benar.

Awal yang Baru Bersama Allah

“Apakah dosa Anda juga membuat Kristus disalibkan?” Tampaknya, itulah pertanyaan yang hendak diajukan pelukis asal Belanda, Rembrandt, dalam mahakaryanya dari tahun 1633, The Raising of the Cross. Yesus muncul di tengah-tengah lukisan ketika salib-Nya diangkat dan ditancapkan pada tanah. Empat orang pria mengangkat salib itu, tetapi salah seorang di antara mereka terlihat menonjol dalam cahaya yang mengelilingi Yesus. Pakaian orang itu berbeda, karena yang dikenakannya adalah corak dari zaman Rembrandt, lengkap dengan topi yang sering dipakai sang pelukis. Jika melihat wajahnya dari dekat, ternyata Rembrandt memasukkan dirinya ke dalam lukisannya sendiri, seolah-olah hendak berkata, “Dosa-dosaku juga memiliki andil dalam kematian Yesus.”

Berjalan dengan Allah

Sudah bertahun-tahun para ahli kebugaran menekankan pentingnya berlari untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Namun, studi ilmiah terkini menunjukkan bahwa berjalan kaki setiap hari juga memiliki banyak manfaat baik bagi kesehatan. Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, “Orang dewasa yang berjalan kaki sebanyak 8.000 langkah atau lebih dalam sehari memiliki risiko kematian yang lebih rendah selama satu dekade ke depan dibandingkan mereka yang hanya berjalan 4.000 langkah setiap hari.” Berjalan kaki ternyata baik untuk kesehatan kita.

Mencari Kebenaran

Mengapa orang cenderung bersikeras bahwa mereka benar—bahkan saat jelas-jelas mereka salah? Penulis Julia Galef menyatakan bahwa ini berkaitan dengan “pola pikir tentara”—kita berfokus membela apa yang telah kita yakini terhadap apa yang kita anggap sebagai ancaman. Galef berpendapat bahwa yang lebih berguna adalah pola pikir pramuka, yang tidak hanya berfokus untuk mengenyahkan ancaman, tetapi berusaha mencari seluruh kebenaran. Pola pikir tersebut ingin memahami “apa yang terjadi dengan sejujur dan seakurat mungkin, meski itu mungkin tidak indah, nyaman, atau menyenangkan.” Orang dengan cara pandang demikian memiliki kerendahan hati untuk terus bertumbuh dalam pemahamannya.

Allah akan Bertindak

Erin adalah seorang pekerja keras yang selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Namun, setelah dituduh berbuat tidak jujur, Erin diminta untuk cuti sementara waktu selama penyelidikan berlangsung. Ia sempat terpikir untuk mengundurkan diri sebagai bentuk protes, tetapi kemudian dinasihati agar menunggu hasil penyelidikan. “Mengundurkan diri memberi kesan bahwa kamu memang bersalah,” kata orang yang menasihatinya. Jadi, Erin tetap bertahan, seraya berdoa agar Allah memberinya keadilan. Benar saja, beberapa bulan kemudian, ia dibebaskan dari segala tuduhan.