Gunakan Waktu dengan Bijaksana
Pada tanggal 14 Maret 2019, roket NASA meluncurkan astronaut Christina Koch menuju Stasiun Antariksa Internasional. Koch baru kembali ke Bumi 328 hari kemudian, dan ini membuatnya tercatat sebagai pemegang rekor penerbangan luar angkasa terlama yang pernah dilakukan seorang wanita. Setiap hari, sebuah layar memantau jadwal astronaut yang hidup sekitar 409 km dari Bumi itu dalam potongan-potongan lima menit. Ada segudang tugas harian yang harus diselesaikan oleh Koch (mulai dari makan hingga melakukan eksperimen) dan sebuah garis merah bergerak pada layar dari jam ke jam untuk menunjukkan apakah ia lebih cepat atau tertinggal dari jadwalnya. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Isu-isu yang Sensitif
Dalam salah satu komik Peanuts, seorang teman mengejek Linus yang percaya adanya Labu Raksasa. Dengan kecewa, Linus pergi dan berkata, “Sekarang aku tahu ada tiga hal yang tidak boleh dibahas dengan orang lain . . . agama, politik, dan Labu Raksasa!”
Kejutan yang Indah
Di balik tanah yang telah digarapnya, Lee Wilson menyembunyikan sebuah kejutan. Menandai perayaan ulang tahun pernikahan ke-50 mereka, ia mengalokasikan 80 hektar lahan untuk menciptakan kado yang luar biasa bagi istrinya, Renee. Dengan rahasia, ia menanam benih bunga matahari dalam jumlah besar. Tanaman itu berkembang menjadi lautan 1,2 juta bunga matahari berwarna keemasan, yang merupakan favorit Renee. Saat bunga-bunga itu bermekaran, Renee pun terpesona dan tersentuh oleh persembahan cinta yang luar biasa dari Lee.
Berhenti Sejenak untuk Berdoa
Pada tanggal 24 Maret 2023, seorang ahli meteorologi dari Mississippi, Matt Laubhan, menjadi sorotan karena doa singkatnya yang penuh makna saat melaporkan prakiraan cuaca. Saat melacak badai besar, ia menyadari bahwa tornado yang mengancam akan segera menghantam kota Amory. Dalam siaran langsung televisi itu, Laubhan berhenti sejenak untuk mengucapkan doa yang didengar banyak orang di seluruh dunia: “Tuhan Yesus, tolonglah mereka. Amin.” Sejumlah penonton kemudian mengatakan bahwa doa tersebut mendorong mereka untuk segera mencari tempat perlindungan. Doa Laubhan yang spontan dan tulus itu mungkin telah membantu menyelamatkan banyak jiwa.
Menyingkirkan Beban
Di perguruan tinggi, saya mempelajari karya-karya William Shakespeare selama satu semester. Kelas tersebut menugaskan mahasiswa untuk membaca sebuah buku teks tebal berisi segala tulisan yang pernah Shakespeare hasilkan. Saya harus selalu membawa buku yang beratnya beberapa kilogram itu. Membawa beban seberat itu telah membuat punggung saya sakit dan pada akhirnya merusak pengait logam pada tas saya!
Lahir Baru?
“Lahir baru? Apa maksudnya?” tanya direktur rumah duka kepada anak dari mendiang yang akan dimakamkan. “Saya belum pernah mendengar istilah itu sebelumnya.” Sang anak lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk menerangkan arti istilah tersebut dengan kata-kata dari Yohanes pasal 3.
Berharap di dalam Allah
Saat Jeremy tiba di kampusnya untuk berkuliah selama tiga tahun, ia tidak menyadari apa yang akan didapatkannya dengan meminta kamar asrama yang paling murah. “Benar-benar mengerikan,” ucapnya. “Kamar tidur dan kamar mandinya buruk sekali.” Namun, ia tidak punya banyak uang dan pilihan. “Yang dapat saya lakukan,” katanya, “hanya berpikir, saya punya rumah yang nyaman, yang akan saya tempati saat pulang tiga tahun lagi, jadi saya akan bertahan dengan semua ini dan menggunakan waktu saya di sini dengan sebaik-baiknya.”
Lari dari Allah
Julie dan Liz menempuh perjalanan dengan perahu kayak dari pantai California untuk mencari kawanan paus bungkuk. Paus bungkuk dikenal aktif tidak jauh dari permukaan laut, sehingga mereka mudah ditemukan. Namun, kedua wanita itu sangat terkejut saat seekor paus bungkuk muncul tepat di bawah mereka. Rekaman seorang saksi mata atas kejadian itu menunjukkan bagaimana mulut paus yang besar membuat kedua wanita dan kayak mereka terlihat sangat kecil. Syukurlah, meski tenggelam sejenak, Julie dan Liz bisa lolos tanpa cedera.
Makanan Bagi yang Lapar
Selama bertahun-tahun, kawasan Tanduk Afrika dilanda kekeringan parah yang merusak tanaman, mematikan ternak, dan mengancam nyawa jutaan jiwa. Situasi tersebut lebih tragis bagi mereka yang paling tidak berdaya—seperti para pengungsi yang melarikan diri dari konflik dan penindasan untuk tinggal di Kamp Kahuma di Kenya. Laporan terkini memberitakan tentang seorang ibu muda yang membawa bayinya kepada petugas kamp. Bayi tersebut menderita kekurangan gizi yang parah, sehingga “rambut dan kulitnya . . . kering dan rapuh.” Wajah bayi itu pucat dan ia tidak mau makan. Tubuhnya yang mungil semakin melemah. Untungnya, para ahli gizi bergerak cepat untuk memberikan pertolongan. Meski masih ada kebutuhan yang sangat besar, infrastruktur telah dibangun untuk menjawab berbagai kebutuhan yang mendesak dan menyelamatkan hidup banyak orang.