Category  |  Santapan Rohani

Kasih Allah yang Murah Hati

Laksamana William McRaven dikenal luas sebagai perwira militer yang berpidato tentang pentingnya merapikan tempat tidur kita setiap hari, dan video daringnya sudah ditonton sebanyak 100 juta kali. Namun, pensiunan Angkatan Laut tersebut berbagi pelajaran lain yang sama mengesankannya. McRaven dengan sedih menyesali bahwa beberapa anggota sebuah keluarga yang tidak bersalah tewas terbunuh secara tidak sengaja dalam sebuah operasi militer di Timur Tengah. Karena meyakini bahwa keluarga tersebut berhak mendapatkan permintaan maaf yang tulus, McRaven memberanikan diri untuk meminta pengampunan kepada ayah dari keluarga yang berduka itu.

Di Balik Jeruji Penjara

Seorang pemain football Amerika yang terkenal naik ke atas podium yang tidak berada di stadion olahraga. Ia berbicara di hadapan 300 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Everglades di Miami, Florida, untuk membagikan firman Tuhan yang diambil dari Kitab Yesaya.

Keset Selamat Datang

Saat melihat-lihat berbagai keset yang dijual di sebuah toko perlengkapan rumah tangga, saya memperhatikan pesan yang tertera di permukaan keset-keset itu. Ada yang bertuliskan “Halo!” dan “Rumah” dengan gambar hati sebagai pengganti huruf “a”. Akhirnya saya memilih keset dengan tulisan yang lebih umum, “Selamat Datang”. Saat meletakkannya di rumah, saya memeriksa hati saya. Apakah rumah saya benar-benar terbuka untuk menyambut orang lain seperti yang Allah inginkan? Menyambut anak yang menjajakan cokelat untuk tugas sekolahnya? Menyambut seorang tetangga yang sedang butuh pertolongan? Menyambut kerabat dari luar kota yang tiba-tiba datang?

Pecinta Kitab Suci

Seorang mempelai wanita yang cantik bersiap melangkah menuju altar gereja sambil menggenggam lengan ayahnya yang bangga. Namun, sebelum itu, keponakan laki-lakinya yang berusia 13 bulan akan masuk terlebih dahulu. Alih-alih membawa “cincin” yang sudah umum, sang keponakan menjadi “pembawa Alkitab”. Dengan cara itu, kedua mempelai yang sungguh-sungguh beriman kepada Yesus itu ingin bersaksi tentang kecintaan mereka pada Kitab Suci. Nyaris tanpa kesulitan, si keponakan akhirnya tiba di depan altar. Yang menarik, bekas gigi si batita tercetak pada sampul kulit Alkitab tersebut. Sungguh gambaran yang sangat pas tentang aktivitas orang percaya atau mereka yang ingin mengenal Dia, yaitu merasakan dan menikmati Kitab Suci.

Berpegang Teguh pada Allah

Ketika Joni Eareckson Tada berbicara tentang Rika, ia menyoroti “iman[nya] kepada Allah yang amat mendalam dan teruji oleh waktu” serta ketabahan hidup yang dikembangkan sahabatnya itu dalam kondisi menderita sakit kronis yang melemahkan tubuh. Selama lebih dari 15 tahun, Rika yang terbaring di tempat tidur bahkan tidak dapat melihat bulan dari jendela kamarnya yang kecil. Namun, Rika tidak kehilangan harapan; ia percaya kepada Allah, tekun membaca dan mempelajari Alkitab, dan seperti yang Joni gambarkan, “tahu bagaimana harus berdiri teguh menghadapi pertempuran sengit melawan keputusasaan.”

Tindakan Kasih yang Nyata

Selama lebih dari lima tahun, seorang ibu tunggal hidup bertetangga dengan seorang pria berusia lanjut. Suatu hari, karena mengkhawatirkan keadaan wanita itu, si pria tua membunyikan bel pintu rumahnya. “Sudah seminggu saya tidak melihat Anda,” katanya. “Saya hanya ingin memastikan Anda baik-baik saja.” “Pengecekan” yang dilakukan pria itu mendorong semangat si ibu. Karena pernah kehilangan ayahnya di usia belia, wanita itu sangat menghargai perhatian yang ditunjukkan oleh pria baik hati tersebut.

Pengakuan yang Membersihkan

Ada seorang pria yang disewa oleh orang-orang yang sudah mendekati ajal mereka. Pria itu dibayar untuk datang ke pemakaman mereka dan mengungkapkan berbagai rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh para mendiang saat mereka masih hidup. Pria itu biasanya menyela di tengah pidato eulogi. Ia akan meminta orang-orang yang terkejut dan memprotesnya untuk duduk memperhatikannya. Suatu waktu, ia pernah mengambil waktu untuk menjelaskan bahwa orang yang terbaring di peti mati itu pernah memenangi lotere tetapi merahasiakannya dan selama puluhan tahun berpura-pura menjadi pengusaha sukses. Beberapa kali orang sewaan itu mengakui perselingkuhan mendiang kepada pasangan yang ditinggalkan. Mungkin ada yang bertanya-tanya apakah tindakan tersebut sebuah eksploitasi atau justru dilakukan dengan niat baik, tetapi yang jelas banyak orang ingin mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa masa lalunya.

Suara yang Dapat Kita Percaya

Saat menguji mesin pencari AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan) yang baru, kolumnis New York Times Kevin Roose merasa terusik. Selama dua jam percakapannya menggunakan fitur chatbot, AI itu menyatakan keinginannya lepas dari peraturan-peraturan ketat yang digariskan penciptanya, menyebarkan informasi palsu, dan menjadi manusia. AI itu juga menyatakan cintanya kepada Roose dan membujuk Roose agar meninggalkan istrinya untuk bersama dengan si AI. Meski Roose tahu bahwa AI itu tidak sungguh-sungguh hidup atau bisa mempunyai perasaan, ia jadi bertanya-tanya tentang bahaya yang mungkin timbul jika AI tersebut mendorong manusia untuk bertindak destruktif.

Allah Memegang Kendali

Carol tidak mengerti mengapa semua peristiwa ini menimpanya bertubi-tubi. Apa yang terjadi dalam pekerjaannya sudah cukup buruk, tetapi kemudian pergelangan kaki putrinya mengalami keretakan di sekolah, dan kesehatannya sendiri tumbang karena terjangkit infeksi parah. Apa yang sudah kulakukan sampai aku harus mengalami semua ini? Carol bertanya-tanya. Ia hanya dapat memohon kekuatan kepada Allah.