Category  |  Santapan Rohani

Beribadah Bersama di dalam Yesus

Ketika saya sedang menghadapi masa-masa penderitaan dan pergumulan emosional serta spiritual yang berkepanjangan karena beragam kesulitan hidup, mudah saja bagi saya untuk menarik diri dari gereja. (Bahkan adakalanya saya bertanya-tanya, untuk apa repot-repot ke gereja?) Namun, saya tetap terdorong untuk beribadah ke gereja setiap Minggu.

Yesus Kristus Bangkit Hari Ini!

Sebelum Charles Simeon berkuliah di Universitas Cambridge, Inggris, ia sangat suka mengoleksi kuda dan pakaian, serta menghabiskan banyak uang setiap tahun untuk hobinya itu. Namun, karena kampus menuntutnya untuk rutin menghadiri ibadah, ia mulai mempelajari imannya lebih dalam. Setelah membaca buku-buku rohani, ia pun mengalami pertobatan yang dramatis pada hari Minggu Paskah. Ketika terbangun pada tanggal 4 April 1779, ia berseru, “Yesus Kristus bangkit hari ini! Haleluya! Haleluya!” Sejalan dengan pertumbuhan imannya, ia mulai mengabdikan waktunya untuk tekun mempelajari Alkitab, berdoa, dan menghadiri ibadah.

Kesengsaraan Kristus

Sebelum Jim Caviezel memerankan Yesus dalam film The Passion of the Christ (Kesengsaraan Kristus), sutradara Mel Gibson memperingatkannya bahwa peran tersebut sangat sulit dan bisa berdampak negatif bagi kariernya di Hollywood. Caviezel tetap mengambil peran tersebut, dengan berkata, “Kurasa kita harus tetap membuat film ini, meski sulit.”

Yesus, Pengganti Kita

Seorang pemuda kaya berusia dua puluh tahun sedang kebut-kebutan bersama teman-temannya ketika ia menabrak seorang pejalan kaki hingga tewas. Meski anak muda tersebut dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, sejumlah pihak meyakini bahwa pria yang hadir di pengadilan (dan kemudian mendekam di penjara) adalah seseorang yang dibayar untuk menggantikan pemuda yang bersalah tadi. Tindakan menyewa seseorang untuk menghindari hukuman penjara seperti itu memang lumrah terjadi di sejumlah negara.

Perintah Baru untuk Mengasihi

Pada hari Kamis Putih (Maundy Thursday), sehari sebelum Jumat Agung, anggota keluarga kerajaan Inggris biasanya membagi-bagikan hadiah kepada warga masyarakat yang berkekurangan. Tradisi yang bermula dari abad ke-13 itu didasarkan pada kata maundy, yang terambil dari kata Latin mandatum atau “perintah”. Yang diperingati adalah perintah baru yang diberikan Yesus kepada sahabat-sahabat-Nya pada malam sebelum Dia disalibkan: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh. 13:34).

Pengikut Kristus yang Berbuah

Awalnya Cindy sangat bersemangat memulai pekerjaan barunya di sebuah organisasi nirlaba. Sungguh sebuah kesempatan emas untuk membuat perubahan! Namun, ia mendapati rekan-rekan kerjanya tidak memiliki semangat yang sama dengannya. Mereka justru mengolok-olok misi perusahaan dan mencari-cari alasan untuk membenarkan kinerja mereka yang buruk, sambil mencari pekerjaan lain yang menawarkan posisi yang lebih menguntungkan. Cindy pun menyesal pernah melamar untuk pekerjaan tersebut. Apa yang tampak baik dari luar ternyata mengecewakan di dalam.

Gagal Memahami Hal-Hal Mendasar

Selama berdekade-dekade, McDonald’s merajai dunia makanan cepat saji dengan menu burger Quarter Pounder (seperempat pon). Pada dekade 1980-an, sebuah jaringan waralaba pesaing memunculkan ide untuk mengalahkan perusahaan yang terkenal dengan lengkungan emasnya itu. A&W menghadirkan burger Third Pound (sepertiga pon)—berukuran lebih besar daripada burger McDonald’s tetapi dengan harga yang sama. Burger A&W ini bahkan memenangi berbagai ajang uji rasa yang dilakukan dengan mata tertutup. Meski demikian, burger ini gagal di pasar. Tidak ada yang membelinya. Riset mengungkapkan bahwa masyarakat gagal memahami hitung-hitungannya dengan mengira bahwa Third Pound (sepertiga) itu lebih kecil daripada Quarter Pounder (seperempat). Sebuah ide cemerlang yang gagal karena orang-orang gagal memahami hal-hal yang mendasar.

Mengasihi Allah, Mengasihi Sesama

Keluarga Alba mengalami kejadian langka: kelahiran dua pasang kembar identik dalam selang waktu hanya tiga belas bulan. Bagaimana mereka dapat membagi waktu untuk mengurus keluarga sekaligus pekerjaan mereka? Komunitas sahabat dan kerabat pun turun tangan. Kakek-nenek dari kedua belah pihak menjaga masing-masing sepasang cucu kembar pada siang hari supaya orangtua mereka dapat bekerja dan memperoleh nafkah. Ada satu perusahaan yang mendonasikan kebutuhan popok untuk setahun. Para rekan kerja juga memberikan jatah cuti sakit mereka untuk pasangan ini. “Kami tidak mungkin dapat melakukannya tanpa dukungan komunitas kami,” mereka mengakui. Bahkan, dalam sebuah wawancara langsung, salah seorang pembawa acara mencopot mikrofonnya lalu mengejar salah satu balita yang mencoba kabur. Alangkah besar peran komunitas dalam mendukung keluarga itu!

Renaisans dalam Yesus

Leonardo da Vinci dianggap sebagai contoh “manusia renaisans” yang terbaik. Kehebatan intelektualnya telah mendorong kemajuan berbagai bidang studi dan seni. Meski demikian, Leonardo mencatat tentang “hari-hari kita yang menyedihkan ini” dan meratapi kenyataan bahwa kita mati “tanpa meninggalkan kenangan apa pun tentang diri kita dalam benak orang-orang.”