Kritikan yang Baik
Suatu hari dalam pelajaran melukis pemandangan, guru saya, seorang seniman profesional yang sangat berpengalaman, datang untuk menilai karya pertama saya. Ia berdiri di depan lukisan saya sambil memegang dagunya. Oh tidak, pikir saya. Ia pasti bilang lukisan saya jelek.
Kasih Takkan Berhenti
Saat saya berumur 19, bertahun-tahun sebelum memiliki pager ataupun ponsel, saya pindah ke satu wilayah yang berjarak 1.000 kilometer lebih dari rumah ibu saya. Suatu hari, saya berangkat pagi-pagi sekali untuk suatu keperluan, hingga lupa kalau saya sudah berjanji akan menelepon ibu saya. Malam itu, 2 petugas polisi datang ke rumah. Ternyata ibu saya khawatir karena sebelumnya saya tidak pernah lupa dengan janji saya. Setelah menelepon berkali-kali dan mendengar nada sibuk, ibu saya meminta polisi mengecek kondisi saya. Salah seorang polisi itu berkata kepada saya, “Anda sungguh diberkati karena kasih ibu takkan berhenti mencari sampai Anda ditemukan.”
Seorang Pembimbing
Saat mendengar kata “mentor”, siapa yang terlintas dalam benak Anda? Bagi saya, itulah Pendeta Rich. Ia melihat potensi yang saya miliki dan menguatkan saya ketika saya merasa diri tidak mampu. Beliau memberi teladan kepemimpinan lewat pelayanan yang penuh kasih dan kerendahan hati. Saya pun kini melayani Tuhan dengan membimbing orang lain.
Datang dan Terimalah
Saya mengintip melalui pagar tanaman anggur yang mengelilingi halaman belakang rumah kami. Dari sana saya bisa melihat orang-orang yang sedang berlari, jogging, berjalan kaki, dan berjalan cepat mengitari jalur yang mengelilingi taman di belakang rumah kami. Saya pernah melakukan itu semua ketika saya masih kuat, pikir saya. Seketika itu juga gelombang ketidakpuasan melanda saya.
Lebih dari Sekadar Menunggu
Polisi menindak seorang wanita yang mengemudi ugal-ugalan dengan membawa mobilnya keluar dari jalan, naik ke trotoar, dan kembali ke jalan. Itu dilakukannya karena ia tidak mau menunggu sebuah bus sekolah yang sedang menurunkan murid-murid.
Yang Allah Lihat
Pagi-pagi sekali, saya berjalan diam-diam melewati jendela ruang keluarga yang menghadap ke hutan di belakang rumah kami. Saya sering melihat seekor elang atau burung hantu bertengger di pohon sedang mengawasi seluruh area. Suatu pagi, saya kaget melihat seekor elang botak bertengger di dahan yang tinggi, memandang sekelilingnya seolah-olah seluruh kawasan itu adalah miliknya. Kemungkinan ia sedang mencari-cari bahan “sarapan”. Tatapannya yang tajam terlihat sangat berwibawa.
Tidak Seperti Kemarin
Saat cucu kami Jay masih kecil, orangtuanya memberinya kaus baru saat ia berulang tahun. Ia langsung memakainya dan dengan bangga mengenakannya seharian.
Melihat Cahaya Terang
Di kota Los Angeles, Brian, seorang tunawisma yang sedang berjuang mengatasi kecanduannya, datang ke suatu lembaga pelayanan tunawisma bernama The Midnight Mission. Itulah awal perjalanan panjang Brian menuju pemulihan.
Dicuci Bersih
Semua jadi benar-benar kacau. Sebuah pulpen gel berwarna biru entah bagaimana bisa terselip di antara lipatan handuk-handuk putih saya dan aman dari gilingan mesin cuci, tetapi kemudian pecah saat berada di dalam mesin pengering. Alhasil, bercak biru pun menyebar ke mana-mana. Rusak sudah handuk-handuk putih saya. Diberi pemutih sebanyak apa pun tetap tidak akan bisa menghilangkan noda-noda gelap tersebut.