Yang Diinginkan Bapa
Steve mengambil gergaji mesinnya dan pergi ke arah hutan. Saat itulah ia mendengar suara August, anaknya yang baru berusia lima tahun. “Ayah, tunggu! Aku ikut!” August mengikuti Steve keluar pintu sambil membawa gergaji mesin mainan, lengkap dengan sarung tangan dan penutup telinganya. Steve menyiapkan beberapa batang kayu untuknya di jarak yang aman. Setelah 10 menit, August kelelahan. Memotong batang kayu dengan gergaji mesin mainan adalah pekerjaan yang sangat berat! Namun, ia senang dapat “membantu” ayahnya, dan sang ayah sangat senang dapat menghabiskan waktu bersama putranya.
Berdiri Teguh dalam Iman
Beberapa tahun lalu, saat sedang mengejar kereta untuk berangkat ke tempat kerja, saya melihat seorang wanita dengan seekor anjing berwajah galak berjalan ke arah saya. Saya tidak takut dengan hewan karena dibesarkan dalam keluarga yang memelihara banyak anjing, tetapi anjing yang satu ini terlihat berbahaya. Saat semakin dekat, anjing itu pun menggonggongi saya. Saya mencoba tertawa dan mengabaikannya. Namun, ketika ia tiba-tiba menerjang, saya kaget dan berteriak. Syukurlah, saya tidak terluka karena anjing itu tidak dapat menjangkau saya. Pemilik anjing itu memegang tali kekang lehernya dengan erat.
Hati yang Pemurah
Ketika bintang sepak bola Sadio Mané asal Senegal bermain untuk klub Liverpool di Liga Primer Inggris, ia dibayar jutaan dolar per tahun dan menjadi salah satu pemain dari Afrika dengan bayaran tertinggi di dunia. Para penggemar menemukan foto Mané yang membawa iPhone dengan layar retak dan bercanda tentang dirinya yang menggunakan perangkat rusak itu. Mané merespons dengan tenang. “Untuk apa saya mempunyai 10 mobil Ferrari, 20 jam tangan berlian, dan dua buah pesawat jet?” tanyanya. “Dulu saya kelaparan, bekerja di ladang, bermain bola tanpa alas kaki, dan tidak bersekolah. Namun, sekarang saya bisa membantu orang. Saya memilih untuk membangun sekolah-sekolah dan menyediakan makanan atau pakaian bagi orang miskin. . . . [Mengembalikan] sebagian dari apa yang telah saya terima dalam kehidupan ini.”
Selalu Siap Sedia
Betty sudah siap. Ia mulai mengikut Tuhan Yesus sejak remaja dan telah mengambil kesempatan demi kesempatan di sepanjang hidupnya untuk melayani dan menyenangkan Dia. Betty rajin menghadiri kelas pemahaman Alkitab, ibadah gereja, dan kebaktian doa. Ia juga pernah mengajar sejumlah kelas, mengunjungi ladang misi, melayani anak-anak, dan mendampingi pelayanan suaminya yang seorang pendeta. Betty senang berada di antara umat Allah kapan pun ia bisa melakukannya. Yang luar biasa, Betty berusia 102 tahun dan masih siap untuk melakukan apa pun yang menyenangkan Allah. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang yang terkadang tidak ingin bersekutu dengan saudara-saudari seiman yang lain. Lalu mereka teringat, Betty akan datang. Saya pun bisa datang ke sana! Betty sudah mengatakan bahwa ia sangat rindu pulang ke surga untuk bersama dengan Yesus, Juruselamatnya. Ia berkata, “Aku sudah siap berjumpa dengan Yesus; aku sangat mengasihi Dia.”
Perencanaan yang Bijaksana
Ezdan, seorang dokter di kota kecil, mempunyai mimpi besar untuk Eleanor, putrinya yang masih muda. Ezdan berharap dapat membuka bisnis untuk memberikan pekerjaan yang layak bagi masa depan Eleanor yang menderita Down syndrome. Sempat merasa takut untuk mengejar mimpinya, Ezdan memutuskan untuk mengikuti kursus daring tentang cara memulai bisnis. Ia dan istrinya membuka toko roti di kota mereka di Wyoming, dan kemudian usaha itu berkembang pesat. “Bisnis ini telah berkembang begitu rupa, sehingga kami dapat merekrut pegawai untuk bekerja bagi kami” kata Ezdan. Setelah beranjak dewasa, Eleanor pun bekerja sebagai kasir dan ikut melayani pelanggan daring. “Semua orang di kota kami mengenal Eleanor,” kata Ezdan. Langkah imannya dalam merencanakan masa depan sang putri mencerminkan keputusannya yang bijaksana.
Pembedahan Hati
Beberapa tahun lalu, setelah bertengkar sengit, saya dan sahabat saya, Carolyn, menyelesaikan konflik kami dalam kasih. Saya mengakui kesalahan saya, dan Carolyn berdoa untuk saya. Ia menyebutkan Yehezkiel 36:26 sebagai referensi, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Saya merasa bahwa Allah sedang membedah hati saya secara spiritual, dengan mengangkat rasa takut dan kepahitan saya sembari melingkupi diri saya dalam kasih-Nya.
Bahasa Kasih
Mon Dieu. Lieber Gott. Drahý Bože. Aγαπητέ Θεέ. Dear God. Saya mendengar doa-doa dalam bahasa Prancis, Jerman, Slovakia, Yunani, dan Inggris bergema dalam sebuah gereja di kota Athena saat kami berdoa serempak dalam bahasa kami masing-masing demi jiwa-jiwa di negara kami yang membutuhkan kasih Allah. Keindahan dari pertemuan itu semakin terasa saat kami menyadari bahwa ibadah itu berlangsung pada hari Pentakosta.
Menjadi Satu
Sebuah lukisan bergaya kontemporer berjudul “That They May All Be One” (Supaya Mereka Semua Menjadi Satu) menampilkan meja polos dengan 13 cawan sederhana yang terbingkai dalam panel-panel terpisah. Kesederhanaan lukisan yang tergantung di Wolfson College, Universitas Oxford, itu menonjolkan makna penting dari peristiwa yang digambarkannya: perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya. Panel terbesarnya menampilkan sepotong roti dan sebuah cawan yang mewakili Yesus, dikelilingi oleh 12 panel lain yang melambangkan kehadiran para murid.
Tidak Ada Penderitaan yang Sia-Sia
Seorang sahabat menatap mata saya dan berkata, “Jangan sia-siakan penderitaanmu.” Pikiran saya langsung kembali ke beberapa tahun silam ketika saya memimpin ibadah untuk mengenang anak laki-laki beliau yang masih muda dan meninggal dalam kecelakaan mobil. Wanita itu mengerti apa yang ia katakan, karena ia pernah menderita. Namun, ia juga mengerti bahwa Allah dapat memakai kepedihannya itu untuk memuliakan-Nya dan membantu orang lain—sesuatu yang ia lakukan dengan sangat baik. Ketika mendengar kata-katanya, saya terhibur dan dikuatkan untuk menghadapi diagnosis kanker yang serius. Saya diingatkan bahwa Allah mendengar seruan dan keluhan saya. Dia juga selalu menyertai dalam penderitaan saya, bahkan sanggup memakai pengalaman saya untuk menolong orang lain dengan cara yang baru.