Ketika Percaya Berarti Melihat
“Coba lihat, ini luar biasa!” seru istri saya, Cari. Ia mengajak saya melihat ke luar jendela ke arah seekor rusa betina yang berlarian dari ujung ke ujung di antara pepohonan, tepat di luar pagar rumah kami. Di dalam pagar, anjing-anjing besar kami berlari mengiringi langkah rusa itu tanpa menggonggong. Hampir satu jam mereka berlarian bolak-balik seperti itu. Ketika si rusa betina berhenti dan menghadap ke arah anjing-anjing tersebut, anjing-anjing kami ikut berhenti sambil mengambil ancang-ancang untuk berlari lagi. Ini bukan perilaku pemangsa dan mangsanya; rusa dan anjing-anjing itu sedang bermain dan menikmati kebersamaan mereka!
Kepedulian yang Bijaksana
Sungguh pemandangan yang menyayat hati. Lima puluh lima ekor paus pilot terdampar di sebuah pantai di Skotlandia. Para relawan mencoba menyelamatkan mereka, tetapi paus-paus tersebut tidak tertolong. Tidak ada yang tahu mengapa mereka terdampar bersama, tetapi bisa jadi karena ikatan sosial yang kuat di antara paus-paus itu. Ketika salah seekor dari mereka mengalami masalah, yang lain akan datang membantu—sebuah naluri…
Apakah yang di Tanganmu Itu?
Beberapa tahun setelah menerima keselamatan dan menyerahkan hidup saya kepada Allah, saya merasa bahwa Dia mengarahkan saya untuk meninggalkan karier jurnalisme yang sedang saya tekuni. Saat mengistirahatkan pena dan tidak lagi menerbitkan tulisan-tulisan saya, timbul perasaan bahwa suatu hari nanti Allah akan memanggil saya untuk menulis bagi kemuliaan-Nya. Dalam tahun-tahun pengembaraan saya di “padang gurun” tersebut, saya dikuatkan oleh kisah Musa dan tongkatnya dalam Keluaran 4.
Allah Sumber Keadilan
Ryan masih remaja ketika ibunya meninggal dunia karena kanker. Ia pun hidup menggelandang dan tak lama kemudian putus sekolah. Ia merasa putus asa dan sering kelaparan. Bertahun-tahun kemudian, Ryan mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang memberdayakan orang-orang, terutama anak-anak kecil, untuk menanam, memanen, dan menyiapkan bahan makanan dari kebun mereka sendiri. Organisasi tersebut dibangun atas dasar keyakinan bahwa tidak seorang pun boleh mengalami kelaparan dan mereka yang berpunya patut mempedulikan mereka yang tidak punya. Kepedulian Ryan terhadap orang lain itu sejalan dengan hati Allah yang merindukan keadilan dan belas kasih.
Penantian yang Sepadan
Waktu transit yang benar-benar lama! Phil Stringer harus menunggu selama 18 jam untuk menaiki pesawat yang sempat mengalami penundaan akibat hujan badai. Namun, kesabaran dan ketekunannya berbuah manis. Stringer bukan saja berhasil terbang ke tujuan dan tiba tepat waktu untuk suatu pertemuan bisnis yang penting, ia juga menjadi satu-satunya penumpang dalam penerbangan itu! Semua penumpang lain sudah menyerah atau mencari alternatif lain. Pramugari pun memberikan makanan apa pun yang ia inginkan, dan Stringer berkata, “Tentu saja saya duduk di baris terdepan. Itulah keuntungannya ketika hanya ada saya sendiri di pesawat ini.” Hasil yang ia dapatkan sepadan dengan penantiannya.
Semakin Menyerupai Yesus
Allah menciptakan burung hantu abu-abu besar dengan kemampuan yang luar biasa untuk menyamar. Bulunya yang berwarna perak abu-abu memiliki pola warna yang memungkinkan burung hantu itu untuk menyatu dengan kulit pohon saat bertengger di pohon. Jika ingin tetap tidak terlihat, burung hantu itu dapat langsung menyamarkan diri dan menyatu dengan lingkungan berkat bulunya tersebut.
Pengalaman di Padang Gurun
Ketika baru menjadi orang percaya, saya pernah mengira bahwa saya akan bertemu Yesus dalam pengalaman-pengalaman “di puncak gunung”. Namun, pengalaman indah seperti itu jarang bertahan lama atau menghasilkan pertumbuhan. Penulis Lina AbuJamra berkata bahwa justru lewat pengalaman-pengalaman di padang gurun kita akan bertemu Allah dan mengalami pertumbuhan. Dalam buku pendalaman Alkitab yang berjudul Through the Desert, ia menulis, “Allah ingin menggunakan pengalaman-pengalaman di padang gurun kehidupan kita untuk menjadikan kita lebih kuat.” Ia melanjutkan, “Kebaikan Allah dimaksudkan untuk diterima di tengah penderitaan kita, bukan dibuktikan dengan tidak adanya penderitaan.”
Perlombaan Antariksa
Pada tanggal 29 Juni 1955, Amerika Serikat mengumumkan niatnya untuk menempatkan satelit di luar angkasa. Tak lama kemudian, Uni Soviet mengumumkan rencananya untuk melakukan hal yang sama. Perlombaan antariksa pun dimulai. Uni Soviet meluncurkan satelit pertamanya yang diberi nama Sputnik dan berhasil menempatkan manusia pertama di luar angkasa ketika kosmonaut Yuri Gagarin mengorbit bumi satu kali. Perlombaan itu berlanjut hingga tanggal 20 Juli 1969, ketika “lompatan besar bagi umat manusia” yang dilakukan Neil Armstrong dalam pendaratannya di bulan secara tidak resmi mengakhiri persaingan di antara kedua negara. Tahun-tahun berikutnya diisi dengan kerjasama antarnegara, yang berujung pada pembangunan Stasiun Antariksa Internasional yang dikelola bersama.
Langkah Baru
Tepuk tangan bergema saat siswa-siswi terbaik sebuah sekolah menerima piagam penghargaan atas prestasi akademik mereka. Namun, acara tersebut belum selesai. Penghargaan berikutnya diberikan bukan untuk yang “terbaik”, melainkan untuk mereka yang paling banyak meraih kemajuan. Siswa-siswi ini telah bekerja keras memperbaiki nilai mereka, mengubah perilaku yang buruk, atau berkomitmen untuk meningkatkan kehadiran di kelas. Orangtua mereka tampak berseri-seri dan bertepuk tangan, sebagai pengakuan bahwa anak-anak mereka telah berkembang menjadi lebih baik. Mereka tidak lagi melihat kekurangan anak-anak itu di masa lalu, melainkan memuji langkah mereka yang baru.