Di Kedalaman Air
Letak biara San Fruttuoso tersembunyi di sebuah teluk pada pantai barat laut Italia. Tempat yang hanya dapat dicapai dengan perahu atau berjalan kaki itu adalah permata yang tersembunyi. Namun, masih ada banyak harta terpendam di dalam teluk itu. Ketika para penyelam masuk ke air dan turun hingga kedalaman 15 meter, mereka dapat melihat adanya patung seorang pria. Patung yang diberi nama Christ of the Abyss (Kristus dari Jurang yang Dalam) itu adalah patung bawah air pertama di dunia, dan diletakkan di sana pada tahun 1954. Patung perunggu tersebut menggambarkan Yesus berada di kedalaman air, dengan tangan-tangan yang terangkat ke atas.
Kuasa Allah yang Besar
Kota kami menjadi sangat gelap karena badai es yang besar merobohkan tiang dan kabel listrik sepanjang puluhan kilometer. Akibatnya, banyak teman kami tidak mempunyai daya listrik untuk menghangatkan rumah mereka di tengah musim dingin yang beku. Banyak keluarga menantikan truk perbaikan datang ke lingkungan mereka untuk mengembalikan aliran listrik. Kemudian, saya mengetahui bahwa lahan parkir sebuah gereja difungsikan sebagai pusat komando sementara untuk mengatur kendaraan-kendaraan yang dikirim guna membantu mereka yang membutuhkan itu.
Pergi dan Beritakan
Elliot sangat bersemangat memberitakan tentang Yesus kepada orang lain. Selama seminggu mengajarkan Kitab 2 Timotius kepada para pemimpin gereja di sebuah negara di Asia Selatan, ia mengingatkan mereka pada pesan perpisahan Paulus kepada Timotius. Ia mendorong para pemimpin itu supaya tidak malu pada berita Injil, melainkan rela menanggung penderitaan dan penganiayaan yang disebabkan oleh Injil, sebagaimana yang dialami oleh Paulus (1:8-9). Beberapa hari kemudian, Elliot mengetahui bahwa penginjilan dan perpindahan agama menjadi Kristen telah dilarang di negara tersebut. Dengan rasa prihatin yang besar atas keberadaan para pemimpin gereja tadi, Elliot berdoa agar mereka dapat bertekun serta terus mengabarkan Injil dengan berani dan segera.
Wow!
“Wow!” adalah respons dari tim pelayanan kami terhadap sebuah lokasi retret yang indah. Tempat itu dibeli dengan harga mahal oleh seseorang yang memiliki visi untuk membawa penyegaran dan penguatan bagi orang-orang yang aktif dalam ladang pelayanan. Kami takjub dengan kasur bertingkat dua berukuran queen (180 cm x 160 cm) dan kamar tidur suite dengan kasur berukuran king (200 cm x 200 cm). Dapur dan area ruang makan yang lengkap dengan perlengkapan mewah juga memanjakan mata kami. Kemudian, di saat kami mengira telah melihat semuanya, masih ada kejutan-kejutan lainnya—salah satunya lapangan basket dalam ruang yang sangat luas. Memang pantas kami mengucapkan “wow!”
Bebas dari Pedang Celaka
Patung pahat luar biasa karya seniman Sabin Howard, A Soldier’s Journey, menggambarkan semangat sekaligus penderitaan. Ada 38 figur perunggu dengan tubuh condong pada relief sepanjang lebih dari 17 meter yang menelusuri masa hidup seorang tentara Perang Dunia I itu. Panorama yang selesai dikerjakan di tahun 2024 tersebut dimulai dengan perpisahan yang memilukan dengan keluarga, dilanjutkan dengan kegembiraan naif saat keberangkatan ke medan pertempuran, hingga kemudian beralih kepada kengerian perang. Pada akhirnya, pahatan itu membawa kita kembali ke rumah sang veteran, dengan anak perempuannya menatap ke dalam helmnya yang terbalik—dan memperkirakan tibanya Perang Dunia II.
Harapan yang Diperbarui
Thia sedang bingung. Mengapa anak laki-lakinya yang berusia 18 tahun akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu di perpustakaan? Anaknya yang autis dan jarang berkomunikasi dengan orang lain itu biasanya langsung pulang ke rumah setelah sekolah. Apa yang berubah? Setelah didesak, anak itu akhirnya menjawab: “Belajar dengan Navin.”
Lompatan Iman
Sekitar 700 ekor penguin kaisar di Antartika Barat, yang baru berusia enam bulan, berkerumun di tepi tebing es yang menjulang 15 meter di atas air yang sangat dingin. Akhirnya, seekor penguin mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan “lompatan iman,” dengan menyelam ke dalam air es di bawahnya dan berenang. Tak lama kemudian, sejumlah besar penguin lainnya ikut terjun.
Mengasihi Kebenaran
Jack benci dengan sekolah. Pelajaran aljabar, tata bahasa, dan tabel periodik membuatnya bosan. Namun, ia suka membangun rumah. Sang ayah mengajaknya ikut bekerja di musim panas, dan Jack merasa sangat gembira. Jack baru berusia 16 tahun, tetapi ia tahu betul soal semen, sirap, dan cara membuat dinding. Apa yang membedakan pelajaran sekolah dengan ilmu bangunan? Cinta. Jack mencintai yang satu dan tidak mencintai yang lain. Cinta itu mendorongnya ingin tahu lebih dan lebih lagi.
Kasih Seharga Nyawa
William Temple, seorang uskup Inggris dari abad ke-19, suatu kali menutup khotbahnya kepada mahasiswa Oxford dengan kata-kata dari himne “When I Survey the Wondrous Cross” (Memandang Salib yang Agung, KRI No. 211). Namun, beliau memperingatkan mereka untuk tidak menganggap enteng lagu tersebut. “Jika kamu bersungguh-sungguh mengucapkan [liriknya] dengan segenap hatimu, nyanyikanlah sekeras mungkin,” kata Temple. “Akan tetapi, jika kamu tidak bersungguh-sungguh, tetaplah diam. Jika ada sedikit kesungguhan dalam hatimu, dan kamu ingin lebih bersungguh-sungguh, nyanyikanlah dengan sangat lembut.” Suasana pun menjadi hening karena semua orang memperhatikan liriknya. Perlahan-lahan, ribuan suara mulai bernyanyi dengan berbisik, sambil mengucapkan baris terakhir pujian itu dengan kesungguhan: “Kasih kudus menuntutku / Jiwa dan hidupku bagi-Nya.”